Selasa, 12 Juli 2016




SUMBER, FUNGSI  DAN URGENSI
STUDI AKHLAK TASAWUF


Peta Konsep:


A.    Sumber Akhlak dan Tasawuf
Dalil-dalil Akhlak dalam Al-Qur’an:
  1. Asy-Syuara: 137; إن هذا إلا خلق الأولين (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu).
  2. Al-Qalam: 4; وإنك لعلى خلق عظيم (Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung)
  3. Akhlak berhubungan dengan adat atau kebiasaan masyarakat (Asy-Syuara 137).
  4. Akhlak Islam bermuara pada keteladanan Nabi SAW (Al-Ahzab 21)
  5. Materi akhlak dalam Al-Qur’an terinci dalam berbagai tindakan yang harus dilakukan manusia, baik thd Allah maupun thd sesamanya.

Dalil-dalil Akhlak dalam hadis:
  1. انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق (sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak (HR. Baihaqy).
  2. اكمل الموءمنين ايمانا احسنهم خلقا (orang mukmin yg paling sempurna imannya adalah yg paing baik akhlaknya (HR. Tirmizi).
  3. Pembinaan Akhlak adalah prioritas utama dalam risalah Nabi.
  4. Keutamaan seorang mukmin diukur berdasarkan kualitas akhlaknya sebagai cerminan keimanannya.
  5. Nabi menjadi pusat keteladanan bagi umat Islam.

Tujuan dan Sasaran Akhlak dalam Al-Qur’an dan Hadis:
·         Mengarahkan manusia bersikap adil dalam mengelola potensi rohaniahnya (‘aql, ghadab/amarah, dan nafsu).
·         Membentuk muslim yang memiliki sifat; bijaksana (hikmah), ksatria (syaja’ah), dan menjaga diri dari perbuatan dosa (‘iffah)

Sumber Tasawuf dalam Al-Qur’an:
1.      Secara bahasa kata tasawuf tdk disebut secara eksplisit dalam Al-Qur’an.
2.      Ulama: masalah tasawuf dalam Al-Qur’an termuat dalam kata “zuhud”.
3.      Zuhud: tidak merasa tertarik terhadap sesuatu (Surat Yusuf: 20).
4.      Kata kunci Tasawuf dalam Al-Qur’an antara lain: Taubat (Al-Baqarah 222), Sabar (Al-Mukmin 55), Faqir (At-Taha 2), Tawakkal (At-Talaq 3), Mahabbah (Ali Imran 31), Ma’rifat (Al-Qaf 16), Ridha (Al-Maidah 119).

Tasawuf dalam Hadis:
¢  Istilah tasawuf tdk dikenal dalam hadis.
¢  Rasulullah mengenalkan IHSAN,
yaitu: ان تعبد الله كاءنك تره فإلم تكن تره فإنه يراك
¢  Ihsan bersumber dari keteladanan terhadap Nabi yang menyangkut kerisalahan (kerasulan).

Ajaran Al-Qur’an dan Hadis tentang Tasawuf:
¢  Memperbaiki dan meluruskan akidah.
¢  Membersihkan hati dari sifat yang tercela, dan menghiasinya dg akhlak terpuji.
¢  Mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Allah.
¢  Puncak kedekatan manusia dengan Allah adalah pencapaian ihsan dalam kehidupan

B.     Fungsi Akhlak Tasawuf
Manfaat akhlak adalah:
-          Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat
-          memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan apakah baik atau buruk.
-          Menentukan kriteria perbuatan baik dan perbuatan buruk
-          Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia dalam berbagai bidang.

 Urgensi Akhlak
“ menjadi filter bagi pengaruh kehidupan yang negative dan menjaring hal-hal yang positif dalam kehidupan. Akhlak berkorelasi dengan akidah. Muslim yang berakhlakul karimah akan berpegang kuat pada komitmen nilai, yang menjadi dasar pengembangan akhlak dengan berfondasikan akidah yang kokoh”.

Manfaat Tasawuf adalah:
-          memberikan panduan bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah.
-          Memberikan pengalaman tentang bagaimana cara menjaga kedekatan (taqarrub) kepada Allah.
-          Membiasakan diri menjaga kesucian hati dan menghindarkannya dari pengaruh nafsu.

Fungsi Umum Akhlak Tasawuf:
1.      mengembalikan akhlak Rasulullah sebagai acuan bagi perilaku sehari-hari
2.      menyeimbangkan kehidupan duniawi (lahir) dengan kehidupan spiritual (batin).
3.      Penguat kesadaran kebersamaan hidup (kesalehan individu dan social).

Fungsi Khusus Akhlak Tasawuf:
1.      membersihkan hati dalam berhubungan dengan Allah swt.
2.      membersihkan jiwa dari pengaruh materi
3.      menerangi jiwa dari kegelapan
4.      memperteguh keyakinan beragama
5.      mempertinggi akhlak manusia.
6.    menjaga martabat kemanusiaan seseorang.

C.  Pentingnya Studi Akhlak dan Tasawuf
Manfaat pembelajaran Akhlak:
·         Memperkuat dan menyempurnakan Agama.
·         Mengenalkan konsep baik dan buruk berdasarkan ajaran Islam.
Definisi Baik dan Buruk
a.      Pengertian baik atau khair adalah:
§  sesuatu yang sudah mencapau kesempurnaan,
§  sesuatu yang memiliki nilai kebenaran/nilai yang diharapkan,
§  sesuatu yang berhubungan dengan luhur, bermartabat, menyenangkan, dan disukai manusia.
b.      Buruk atau syarr, memiliki pengertian kebalikan dari baik.
c.       Pengertian baik dan buruk di atas bersifat subjektif, relative, tergantung individu yang menilainya.

Penentuan Baik dan Buruk
·         Berdasarkan adat istiadat masyarakat (aliran sosialisme).
·         Berdasarkan akal manusia (hedonisme)
·         Berdasarkan intuisi (humanisme)
·         Berdasarkan kegunaan (utilitarianisme)
·         Berdasarkan agama (religiousisme)

Konsep Baik dalam ajaran Islam
  1. Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik (QS. 16: 125, 28: 84)
  2. Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan jiwa (QS. 2: 57).
  3. Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS. 2: 158).
  4. Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang disukai Allah (QS. 17: 79).
  5. Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari (QS. 17: 23).
6.      Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik (QS. 2: 177).

·         Mengajarkan arti kebebasan dan tanggung jawab.
Makna Kebebasan:
  1. Kemampuan untuk menentukan diri sendiri, tidak dibatasi oleh orang lain.
  2. Kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai yang dimilikinya dan tujuan yang diinginkannya.
  3. Kemampuan  memilih kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya.
  4. tidak dipaksa/terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan dipilihnya, berbuat dengan leluasa.

Kebebasan manusia: apakah manusia memiliki kebebasan atau tidak?
  1. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan kemauannya (Qadariyah/Mu’tazilah).
  2. Kebebasan manusia dibatasi oleh Tuhan (Jabariyah/Asy’ariyah).

Dasar Kebebasan: QS. 3: 164, 18: 29, 41: 40.

Macam Kebebasan:
  1. Kebebasan jasmani (menggerakkan anggota tubuh).
  2. Kebebasan ruhani (berkehendak)
  3. Kebebasan moral.

Tanggung Jawab
  • Kesediaan dasariah untuk melaksanaka apa yang menjadi kewajiban.
  • Kewajiban untuk melaksanakan segala sesuatu yang bertujuan untuk mempertahankan keadilan, keamanan, dan kemakmuran.
  • Menerima pembebanan sebagai akibat perbuatan sendiri.

Eksistensi Tanggung jawab
  • berhubungan dengan perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran.
  • Tanggung jawab berhubungan dengan kebebasan berbuat , dimana kebebasan berbuat harus dapat dipertanggungjawabkan.
  • Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab meliputi:
1.      kemampuan untuk menentukan diri sendiri
2.      kemampuan untuk bertanggungjawab.

·         Mengajarkan tentang hak dan kewajiban.

·         Apa manfaat pembelajaran Tasawuf?
·         Memenuhi kebutuhan batin atau spiritualitas manusia.
·         Menyelamatkan manusia dari problem duniawi (hedonisme, materialisme).
·         Memperkenalkan aspek inti ajaran Islam, yaitu aspek esoteris (batin). Jika wilayah ini kering maka kering pula aspek-aspek lain dari ajaran Islam.

Relevansi antara studi Akhlak tasawuf dengan kehidupan saat ini:
a.      Akhlak tasawuf mengajarkan tentang pola hidup yang seharusnya dilakukan manusia dalam berbagai bidang kehidupan (horizontal-vertikal, lahir-batin).
b.      Objek kajian Akhlak tasawuf adalah kehidupan manusia dalam rangka mencapai keseimbangan hidup melalui pembentukan perilaku manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
c.       Kehidupan masyarakat saat ini penuh dengan penyimpangan yang berdampak pada kerusakan moralitas dan kekeringan aspek batin (spiritualitas), sedangkan akhlak memberikan obat penawar untuk memecahkannya.

Sumbangan studi Akhlak Taswuf bagi pemberdayaan masyarakat (Islam):
b.      Memberikan sumbangan bagi penyelesaian problem-problem modernitas, seperti: pendangkalan iman, pola hubungan materialistik, stress atau frustasi, menghalalkan segala cara, dsb.
c.       Memberikan solusi thd munculnya efek kemajuan ilmu dan teknologi seperti: disintegrasi ilmu pengetahuan, kepribadian yang terpecah (split personality), penyalahgunaan iptek, dsb. Semua ilmu pengetahuan pengembangan dan pemanfaatannya harus dilandasi etika.
d.      Mengembangkan kehidupan yang berakhlak tasawuf, yaitu terciptanya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani, memiliki ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti, dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar